Rabu, 13 April 2016

Biografi Radin Intan I

Diposting oleh Unknown di 09.14
  Halo penduduk bumi! di post sebelumnya gua pernah share tentang Radin Intan II, nah sekarang gua mau share biografi kakeknya Radin Intan II yaitu Radin Intan I

  Radin Intan I adalah keturunan dari Fatahillah yang merupakan anak dari Ratu Darah Putih dan Tun Penatih. Radin Intan I memiliki gelar "Dalam Kesuma Ratu IV". Beliau adalah pemimpin Keratuan Daerah Putih atau Negara Ratu yang berpusat di Kahuripan, sekarang termasuk wilayah Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan.

  Bagi Belanda, Radin Intan I dianggap sebagai orang yang keras kepala. Beliau tidak mau menuruti perintah Belanda, bahkan cenderung untuk melawan dari segala kebijakan yang dibuat pemerintah Belanda, seperti monopoli perdagangan lada. Bagi Belanda sikap dan tindakan yang dilakukan oleh Radin Intan I tersebut semakin lama semakin menjengkelkan. Meskipun demikian, Belanda tetap memperlakukan Radin Intan I dengan sikap yang lunak. Sikap lunak sengaja dilakukan oleh pemerintah Belanda (khusunya Gubernur Jenderal Belanda H.W. Daendels) sebab Daendels mangakui kepemimpinan Radin Intan I sebagai penguasa Lampung. Perlakukan lunak itu juga disebabkan oleh perhatian Belanda yang terpecah dan lebih tercurah pada persiapan untuk menghadapi ancaman pasukan Inggris. Selanjutnya pada kwartal I abad 19, Belanda juga harus menghadapai perlawanan Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah (1825-1830).

  Dengan ketidak-mampuan Daendels dalam mendekati Radin Intan I, akhirnya Radin Intan I mengambil langkah - langkah yang bagi Belanda sangat membahayakan, seperti menjalin hubungan persahabatan dengan Daeng Gajah dari Tulang Bawang dan Seputih. Radin Intan pun sengaja melepaskan diri dari ikatan Belanda. Oleh karena itu Belanda mengganggap Radin Intan I sebagai pemberontak dan dikhawatirkan akan melakukan pemberontakan. Dengan adanya kekhawatiran tersebut, akhirnya pihak Belanda mengadakan perundingan dengan Radin Intan I yang isinya :


  • Radin Intan I bersedia mengakhiri kekerasan dan membantu pemerintah Belanda
  • Radin Intan I akan diakui kedudukannya sebagaimana pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal H.W. Daendels
  • Radin Intan I mendapat dana pensiun sebesar f.1200 per tahun dan saudaranya masing - masing sebesar f.600 per tahun


  Dari isi perundingan tersebut dapat dilihat jika pemerintah Belanda memberikan janji - janji kepada Radin Intan I, sehingga terciptalah suasana damai. Namun suasana damai tersebut tidak berlangsung lama, sehingga hubungan pemerintah Belanda dan Radin Intan I kembali meruncing. Hal ini dikarenakan pihak Belanda secara sepihak melanggar kesepakatan damai dan dengan terang - terangan menempuh jalan kekerasan.

  Pada awal Bulan Desember 1825 pemerintah Belanda mengirim Gezaghebber Lelievre di Teluk Betung bersama Letnan Misonius untuk menangkap Radin Intan I. Kedatangan dua orang Belanda tersebut dilengkapi dengan 35 serdadu dan 7 opas. Awalnya Radin Intan I menerima dengan baik kedua orang Belanda tersebut dan bersedia dibawa ke Teluk Betung, tetapi dengan syarat Radin intan meminta waktu 2 hari dikarenakan sedang sakit. Tatkala kedua orang Belanda tersebut sedang istirahat di Negara Ratu, tiba - tiba pada tanggal 13 Desember 1825 pasukan Radin Intan I menyerang pasukan Belanda tersebut. Orang - Orang Belanda pun berhasil dilumpuhkan. Lelievre tewas sedangkan Letnan Misonius terkena luka tembak. Dengan kekalahan Belanda tersebut maka untuk sementara waktu keadaan di Lampung kembali tenang, sebab Belanda mencurahkan kekuatanya untuk menghadapi penyerangan pangeran Diponegoro. Tiga tahun kemudian Radin Intan I jatuh sakit hingga meninggal dunia, sedangkan tahta sebagai pemimpin di Keratuan Darah Putih diserahkan kepada putranya, yaitu Radin Imba II.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ria Riri Yaya Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review